Sebenarnya, lebih enak kalo dimakan sama Ikan.

Jumat, 09 Juli 2010

Penantian . . . .

Seperenam Hari Sebelumnya


Paradoks. Sunyi merasuk disaat kutenggelam dalam keramaian. Hasil hompimpa tadi membawaku berada diujung penantian. Tepat sebelum untaian penantian tersebut berakhir. Kau tahu teman, apa yang tengah aku tunggui ? Duduk bersandar diujung koridor sekolah, menunggu. Menunggu . . . . membosankan sekali.


Jeda

Lama menunggu membuatku jenuh, membuat hatiku semakin terperosok dalam kegalauan. kau tahu teman, bagaimana rasanya menunggu untuk waktu yang lama? Untunglah ada buku. Kuterbantu untuk membunuh waktu dengan membaca buku, walaupun itu hanya pelampiasan kekesalanku untuk semua kegalauan ini.




Sekarang dan Selanjutnya


Ahh . . . Akhirnya.
Seperenam hari, waktu yang kubutuhkan untuk dapat menacapainya, mencapai penantianku.


Untuk ini

"Adyan!" panggilannya membuatku berhenti membaca.

"Napa Wah ?" tanyaku sambil menutup buku yang tengah asyik kubaca.

"Giliran lu sekarang." jawabnya cepat seraya berlalu dan hilang dari pandanganku.

"ooh."

Bergegas kumasuki ruang kelas dan duduk menghadap kearah 'Sang Hakim':Wali Kelasku.

"Adyan, mau langsung liat raport-nya ?"

Kujawab dengan anggukan, lalu Sang Hakim memberikan catatan nilai itu kepadaku. Sejenak ruang kelas tersebut terasa membeku, begitu sunyi saatku mulai mengamati catatan tersebut. Tanpa kata.

"Ni Ustadzah." kuserahkan kembali catatan tersebut.

Selesai melihat catatan tersebut, ku dimintai saran dan kritik tentang ini itu. Saran dan kritik untuknya, saran dan kritik untuk temannya sesama guru, dan segala macamnya. Tetapi, saat itu hatiku terlanjur enggan untuk mengatakan apapun, semua itu hanya kujawab dengan sebuah pernyataan yang sama untuk setiap pertanyaan.

"Nggak ada."




Sungguh menyebalkan, penantianku selama seperenam hari, kulakukan hanya untuk menebus percakapan kosong selama kurang dari semenit.












Tidak ada komentar:

About Us

Recent

Random